Translate:

Sisa Kebangsawanan di Belarus

Kastil Nesvizh (Foto: discoverthetrip)

APA yang terbersit ketika mendengar Belarus? Bagi pencinta olahraga, mungkin akan langsung teringat kepada petenis jelita Victoria Azarenka atau eks pemain Barcelona, Aliaksandr Hleb.

Well, harus diakui, bagi kita, Belarus tak sepopuler tujuan wisata lain di Eropa. Prancis, Italia, atau Swiss misalnya. Namun, negara yang berbatasan dengan Rusia, Ukraina, Polandia, Lituania, dan Latvia tersebut menawarkan pesona luar biasa.

“Kamu harus pergi ke Belarus. Kastil di sana lebih mengagumkan,” ujar seorang pria di Kastil Malbork, Polandia. Awalnya, saya ragu. Apalagi saat Jaraslau—begitu pria itu memperkenalkan diri—bicara, kami tengah berada di salah satu arsitektur terindah di dunia.

Kastil Malbork merupakan kastil terbesar di muka bumi dan bangunan dengan batu bata terbesar di Eropa. Namun, lantaran sangat candu terhadap kastil, sekembalinya ke Warsawa, saya segera membeli tiket tujuan Ibu Kota Belarus, Misnk. Dimulailah petualangan saya selama 48 jam di Belarus.

Saya tersenyum sendiri ketika melihat rentetan angka yang tertera di tiket kereta tujuan Misnk, 20.35. Ini artinya, saya bisa tertidur dan tiba di Belarus pada pukul 08.00 dalam keadaan segar dan bisa langsung menjelajahi negara tersebut.

Walau tak sebagus sistem kereta di Jerman atau Belanda, kereta yang masih dalam jaringan Eurail ini cukup nyaman. Pada gerbong kereta tidur, ada kabin dengan empat tempat tidur dan ada yang dua tempat tidur.

Setibanya di Minsk, saya langsung mengambil beberapa brosur yang berisi must visit spots di Belarus. Tentu saja, pertama saya mencari informasi tentang sejumlah kastil di negara yang pernah masuk dalam Keadipatian Agung Lituania dan Kekaisaran Rusia tersebut.

Dan, apa yang dikatakan Jaraslau tak melenceng. Belarus yang setelah Revolusi Rusia bergabung dengan Rusia ini menawarkan sisa-sisa “kebangsawanan” di nyaris selurus pelosok negeri lewat arsitektur yang menawan.

Namun, jangan salah. Tak semua bangunan tersebut asli. Mirip dengan yang terjadi di Polandia. Pada 1941 Nazi meluncurkan Operasi Barbarossa dengan menyerang Uni Soviet. Belarus berada dalam penguasaan Nazi hingga 1944. Sebagian besar sarana dan prasarana negeri itu dihancurkan dan sebagian besar penduduknya terbunuh dalam serangan Jerman.

Pasca-perang, rekonstruksi besar-besaran dilakukan di Belarus, termasuk membangun kembali bangunan-bangunan bersejarah. Pembangunan semakin marak setelah Belarus memperoleh kemerdekaan pada 25 Agustus 1991. Salah satu yang mendapat perhatian besar adalah Kastil Nesvizh.

Mengantongi cukup informasi, saya pun bergerak menuju Nesvizh, yang masih berada di Provinsi Misnk. Selain lumayan dekat dari pusat Kota Minsk, kisah kastil ini sangat menarik. Pada 2005 UNESCO menasbihkan Kastil Nesvizh sebagai salah satu warisan dunia. Bangunan kastil kembali direnovasi dan tamannya dipercantik.

Kastil Nesvizh dari kejauhan seperti bunga teratai yang tengah mekar. Ini karena di bagian depan bangunan indah ini dikelilingi danau. Dahulunya atau sejak tahun 1533 hingga 1939, keluarga Radziwill, salah satu bangsawan Belarus, memiliki kastil ini. Beberapa kali kastil ini diambil alih oleh pihak lain, namun kembali bisa dimiliki keluarga Radziwill.

Selama memiliki kastil ini, keluarga Radziwill berkali-kali mengembangkan Kastil Nesvizh. Tak heran ada berbagai macam gaya bangunan di kompleks kastil ini. Termasuk neogotik, renaisans, hingga barok.

Pada 1939, pemerintah Rusia mengambil alih Kastil Nesvizh. Kastil tempat tinggal bangsawan ini dipakai sebagai sanotarium. Akibatnya, taman yang sangat luas menjadi terbengkalai.

Setelah puas menjelajahi kastil, saya bergerak ke Mir, yang berjarak sekitar 30 km dari Nesvizh. Walau tak banyak yang bisa berbahasa Inggris, petunjuk menuju Kastil Mir sangat jelas. Jadi, tak perlu takut tersesat.

“Kastilkastil ini memang menjadi tujuan wisata di Belarus. Dan, pemerintah memberikan informasi yang jelas tentang rute dan lain-lainnya,” ujar Alena, petugas di Stasiun Kereta Api Sarai di Mir.

Tak sulit mencapai kastil bergaya gotik ini. Dari kejauhan, warna merah yang menjadi ciri khas kastil ini sudah terlihat. Begitu melihat secara jelas kastil yang dibangun pada abad ke-15 ini, langsung menjadi arsitektur favorit nomor satu versi saya.

Kastil yang awalnya milik Duke Ilinich ini didominasi batu bata merah dan berkesan klasik. Seperti Kastil Nesvizh, Kastil Mir juga ditetapkan sebagai warisan budaya dunia oleh UNESCO.

Baru setengah hari berada di Belarus, saya sudah terkagum-kagum. Sungguh tak menyesal mengubah rencana perjalanan dengan melibatkan Belarus.

Dalam perjalanan kembali ke pusat Kota Minsk, saya memutuskan untuk menyewa mobil agar bisa menjelajahi negara ini lebih optimal. Lagi pula Belarus tidak terlalu luas. Adapun yang juga paling menyenangkan adalah harga bensinnya murah untuk ukuran Eropa. Per liternya sekitar Rp7.000.

Tujuan berikutnya adalah Belavezhskaya Pushcha National Park. Dengan menyewa mobil, kawasan yang dikelilingi hutan lebat, rawa, dan sungai ini bisa ditelusuri secara maksimal. Dengan hanya berjalan-jalan, kita bisa melihat sejumlah satwa liar bebas berkeliaran. Termasuk mamalia terbesar di Eropa, zoobratau yang kerap disebut bison Eropa. Jika beruntung, Anda juga bisa menyaksikan segembolan serigala dan elk.

Keesokan harinya, Pripyatsky National Park berada di urutan pertama daftar yang akan saya kunjungi. Tempat ini disebut sebagai paru-paru Eropa dan memiliki keanekaragaman unggas yang sangat mengagumkan.

Penulis : Yudo Utomo ~ Sebuah blog yang menyediakan berbagai macam informasi

Artikel Sisa Kebangsawanan di Belarus ini dipublish oleh Yudo Utomo pada hari Monday, December 31, 2012. Semoga artikel ini dapat bermanfaat.Terimakasih atas kunjungan Anda silahkan tinggalkan komentar.sudah ada 0 komentar: di postingan Sisa Kebangsawanan di Belarus
 

0 comments:

Post a Comment

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...